Bagian 2 : Tindakan Penanganan Kebakaran Di Lokasi Kerja
Oleh : Doddy
Hidayat, SE
Untuk
melaksanakan penanganan kebakaran di area kerja, kita pelajari:
1.
Sistem Pencegahan
dan Penanganan Kebakaran
a.
Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
APAR menurut bahan (media) pemadamnya ada tiga, yaitu
:
1)
Media Basah :
Air, Busa.
2)
Media Kering :
Serbuk (Powder) Racun Api.
3)
Gas : CO2
Untuk memudahkan pemilihan media pemadam kebakaran,
kita perlu mengetahui klasifikasi kebakaran, yaitu :
1)
Kelas A : Bahan
yang terbakar adalah benda padat seperti : Kayu, Kertas, Plastik, dll.
2)
Kelas B : Bahan
yang terbakar adalah bahan bakar cair atau gas mudah terbakar seperti : Minyak,
Olie, Gas Elpiji, dll.
3)
Kelas C : Bahan
yang terbakar adalah Instalasi Listrik.
4)
Kelas D : Bahan
yang terbakar adalah Bahan logam yang mudah menyala seperti magnesium,
titanium, sodium, dll
Dari media pemadam dan bahan yang terbakarnya kita
bisa tahu :
1)
Media Basah untuk
memadamkan benda padat yang terbakar, tidak cocok untuk bahan bakar cair atau
gas yang terbakar dan jangan dipergunakan untuk memadamkan kebakaran pada
instalasi listrik.
2)
Media Kering
untuk memadamkan benda padat, bahan bakar cair dan gas, instalasi listrik yang
terbakar.
3)
Media Gas untuk
memadamkan benda padat, bahan bakar cair dan gas, instalasi listrik yang
terbakar dengan kelebihan tidak meninggalkan bekas / residu sehingga lebih aman
dan bersih.
Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan media
pemadamnya berupa media padat / powder karena lebih murah dan praktis.
Bagaimana anatomi APAR, APAR tipe storage pressure
dengan bahan powder terdiri dari:
1)
Tabung
2)
Pipa Penyalur
3)
Handle
4)
Pin pengunci
5)
Manometer
6)
Selang
7)
Nozle (Corong)
Bagaimana cara menggunakan APAR? Ingat saja urutannya,
yaitu PASS :
PULL – Cabut
PIN
AIM – Arahkan
NOZLE
SQUEZZE – Remas
HANDLE
SWEEP – Sapukan
SELANG
Dalam menggunakan APAR ada hal yang harus
diperhatikan, yakni:
1)
Penggunaan apar
di luar ruangan usahakan untuk tidak berlawanan dengan arah angin, agar bahan
pemadam tidak berbalik ke arah kita.
2)
Memegang selang
dengan tangan yang aktif agar dapat dengan leluasa menyapukan selang ke area
yang terbakar.
b.
Hydrant System
Fire Hydrant System adalah suatu system pemadam api
yang dioperasikan secara manual oleh operator (manusia) dengan menggunakan
media pemadamnya air dan disepanjang instalasi pem-pipaan mengandung air
bertekanan sampai pada titik Hydrant Valve, Hose reel, Hydrant Pillar atau
perangkat lainnya (http://firehydrantsystemdesign.blogspot.co.id).
Berdasarkan lokasi penempatannya, system Hidrant
dibedakan, menjadi :
1) Sistem Hidrant Gedung
2) Sistem Hidrant Halaman
3) Sistem Hidrant Kota
Peralatan
Hidrant antara lain:
1) Hydrant box : kotak tempat menyimpan selang dan
nozzle.
2) Hydrant pillar : Tiang pipa air untuk disambungkan ke selang Hydrant
3) Hydrant valve : Keran Hydrant
4) Fire hose : selang hydrant
5) Nozzle branchpipe : pipa nozzle, biasanya terbuat dari
kuningan.
Cara menggunakan Hydrant :
1)
Bentangkan atau
tarik selang hydrant, pastikan tidak ada lipatan dan anda membawa ujung yang
benar.
2)
Pasangkan nozzle branchpipe
dan diujung yang lain sambungkan ke hidrant pillar.
3)
Pegang nozzle branchpipe
dengan benar agar tidak mencelakakan pada saat air dengan tekanan tinggi
keluar.
4)
Beri tanda ke
petugas yang bertugas membuka keran air di pillar untuk membuka, menambah atau
mengurang tekanan.
Kesiapsiagaan Satpam didalam mengoperasikan Hydrant perlu dilatih secara berkala sehingga anggota Satpam memiliki kemampuan untuk memasangkan selang ke Pillar, membentangkan selang, memasang branchpipe nozzle, menyalurkan air/membuka keran, memegang selang, memegang branchpipe nozzle dan mengarahkan semprotan air untuk memadamkan api.
c.
Smoke detector
Alat ini akan mengeluarkan bunyi “beep” apabila ada
asap didalam ruangan, periksa secara
teratur untuk memastikan baterai nya masih berfungsi.
d. Alarm System
Ada beberapa macam alarm dan cara pemicunya, pastikan
anggota satpam mengetahui bunyi alarm, dimana letak pemicu dan bagai mana cara
mefungsikan alarm.
e.
Sprinkler
Alat ini ditempatkan di plafon dan akan menyemprotkan
air seperti air yang disemprotkan oleh penyiram tanaman ke seluruh ruangan
apabila di picu secara manual atau otomatis karena terdeteksi ada panas/kebakaran
di ruangan tersebut.
2.
Struktur
Organisasi Penanganan Kebakaran
Disetiap perusahaan besar biasanya sudah tersusun Tim
Penanganan Keadaan Darurat karena hal ini sudah disyaratkan dalam
perundang-undangan, apalagi kalau sudah ter-sertifikasi SMK3 atah OHSAS 18001.
Bisanya anggota satpam dimasukan ke dalam salah satu Tim, ini:
a.
Bagian Pemadaman
Kebakaran
Segera padamkan api dengan APAR atau menggunakan
Hydrant System.
b.
Bagian Informasi
1)
Memberikan
informasi terjadinya kebakaran dan langkah-langkah yang harus diambil kepada
karyawan/penghuni gedung.
2)
Melaporkan
kebakaran kepada pimpinan.
3)
Melaporkan
kebakaran ke Dinas terkait (Damkar, Kepolisian, Rumah Sakit, dll).
c.
Bagian Evakuasi
Mengarahkan evakuasi ke titik kumpul aman dan
melakukan penyisiran apabila memungkinkan.
d.
Bagian Penyelamat
Data
Memastikan data-data dan berkas-berkas penting
terselamatkan.
e.
Tim Keamanan
1)
Melaksanakan
akses kontrol
2)
Me-sterilkan
jalan yang akan dilalui mobil Damkar.
3)
Mengamankan area.
3.
Tindakan Penghuni
Gedung Atau Karyawan pada saat kebakaran
Apabila terjadi kebakaran di dalam gedung, maka
penting untuk :
a.
Mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh Bagian Informasi.
b.
Hanya membawa
barang pribadi yang mudah dibawa.
c.
Bergegas
meninggalkan ruangan mengikuti jalan darurat.
d.
Tidak berlari dan
menggunakan sepatu hak tinggi.
e.
Tidak menggunakan
Lift.
f.
Berkumpul dititik
kumpul yang aman.
g.
Tidak
meninggalkan titik kumpul sebelum ada perintah lanjut.
h.
Hal-hal yang
menjadi perhatian :
1)
Api akan cepat
merambat ke arah atas, jangan menuju ke atas tetapi menuju ke lantai bawah.
2)
Apabila ruangan
penuh asap, usahakan menutup hidung/mulut dengan kain basah.
3)
Asap akan
memenuhi ruangan bagian atas, udara yang lebih bersih ada di bagian bawah.
4)
Apabila ruangan
gelap gulita, usahakan menemukan dinding dengan tangan kanan, ikuti/telusuri
dindingnya karena di suatu titik anda akan menemukan pintu.
5)
Apabila akan
membuka pintu, rasakan panas di daun pintu atau di pegangan pintu dengan
punggung tangan, apabila panas maka ruangan yang akan dituju telah penuh dengan
api.
6)
Apabila terkurung
dalam suatu ruangan, usahakan menutup rapat sela sela pintu, partisi pintu, dan
celah ventilasi dengan kain basah, usahakan menghubungi orang lain atau menarik
perhatian orang lain melalui jendela atau berteriak, tunggu diselamatkan dan jangan
bertindak gegabah.
7)
Secara umum
tangga / belalai yang ada di mobil pemadam kebakaran hanya akan mencapai lantai
7 dari sebuah gedung.
Demikian
tindakan yang harus dilakukan oleh anggota Satpam apabila terjadi kebakaran di
area kerjanya.
Kebakaran
sangat cepat membesar, untuk itu perlu kesigapan dan sikap tenang didalam
menanganinya.
info yang sangat bermanfaat! terimakasih...
BalasHapus