Bagian 1 : Tindakan Pencegahan Kebakaran Di Lokasi Kerja
Oleh : Doddy
Hidayat, SE
DRILL PENANGANAN KEBAKARAN HARUS SECARA RUTIN DILAKUKAN
UNTUK MEMPERSIAPKAN MENTAL DAN KEMAMPUAN KARYAWAN
DIDALAM MENANGANI KEBAKARAN KECIL
Untuk
melaksanakan pencegahan terjadinya kebakaran, yang pertama harus kita pelajari
adalah anatomi dari Api itu tersendiri.
Mari
kita mulai dengan mengenal Apa itu Api? Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Api
adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi,
yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya.
Oksidasi sendiri menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion.
Api
terdiri dari berapa unsur? Api terdiri dari 3 Unsur, yaitu :
1.
Udara
2.
Panas
3.
Bahan Bakar
Sumber Panas bisa berasal dari :
1.
Api terbuka
Api terbuka bisa berasal dari :
a.
Pembakaran
(Batubara, Sampah, dll).
b.
Pengelasan
(listrik atau gas).
c.
Kompor atau
tungku.
d.
Lilin, Obor,
Lampu minyak, Obat nyamuk bakar, dll.
e.
Petasan, Kembang
Api.
f.
Dll.
2.
Reaksi Kimia
Pernah lihat Pak Tarno mengeluarkan kertas / sapu
tangan dan bilang : “Prok..Prok…Prok…Tolong dibantu, Ya?” dan wush! Keluar Api?
Api nya itu berasal dari perpaduan bahan kimia.
Kalau yang bekerja di Pabrik pasti pernah melihat
kemasan Botol, Kaleng atau Drum yang berlambang Api? Itu adalah bahan-bahan
kimia yang mudah terbakar, bahkan ada bahan kimia yang karena goncangan saja
bisa meledak. Apabila menemukan bahan Kristal
kalium atau potassium permangate
dan gliserin (glycerin), pastikan
kedua bahan kimia itu tidak diletakan berdekatan karena reaksi kimianya bisa
menghasilkan Api.
3.
Konsleting
Listrik
Mungkin inilah Kambing Hitam yang paling banyak dituduh
sebagai penyebab kebakaran. Dipasaran banyak dijual peralatan kelistrikan
dengan harga murah dengan label Made In China, melihat harganya tentu saja
menarik bukan, tetapi bagaimana dengan kualitasnya? Harga murah itu karena mereka
menggunakan material/bahan yang murah sehingga umur pakainyapun pendek. Untuk
urusan kelistrikan usahakan pergunakan barang-barang yang berkualitas baik
dengan label SNI.
Tahu pemanjang kabel yang gulung? Pemanjang kabel itu
dibuat untuk kegunaan sementara saja, bukan untuk se-men-tahun (Selamanya),
alat itu mudah panas karena gulungan kabel dan mudah rusak/konslet.
4.
Gesekan Benda /
Mesin (Mekanis)
Coba perhatikan mesin yang sedang menyala, kalau ada
gesekan benda apa yang terjadi? Benda tersebut akan menjadi panas bukan? Itulah
kenapa dipergunakan Oli / Grease sebagai pelumas supaya tidak panas dan aus.
5.
Matahari / Petir
(Alam)
Pernah melihat semak-semak di musim panas yang
tiba-tiba saja terbakar? Atau tumpukan Batubara yang tanpa sebab tiba-tiba
mengeluarkan asap? Pada saat musim panas, Satpam harus semakin waspada karena
tiba-tiba saja semak-semak kering yang ada di lingkungan perusahaan atau
tumpukan persediaan Batubara dapat terbakar begitu saja.
6.
Arson
Ini adalah istilah tindakan pembakaran yang disengaja,
baik dengan tujuan sabotase maupun dengan tujuan kriminal. Kalau kita lihat di
Youtube, banyak sekali tindakan pembakaran yang disengaja rekam oleh pelakunya,
sangat menakutkan.
7.
Hati yang
terbakar cemburu???
Kata Mang @ridwankamil juga “Buanglah Mantan Pada
Tempatnya…Ha ha ha…..” (Just Kidding).
Bahan Bakar bisa berupa :
1.
Bahan Bakar Padat
Jenis bahan bakar padat disekitar kita banyak sekali,
bisa berupa barang-barang berbahan kayu termasuk kertas dan kardus, Berbahan
Plastik dan karet, dsb.
2.
Bahan Bakar Cair
Selain Bensin, Solar dan Minyak Tanah / Kerosin, harus
diperhatikan juga bahan lain seperti Oli, Thiner, Alkohol dan bahan kimia cair
lainnya yang mudah terbakar.
Waspadai juga tanki bekas penyimpanan bahan bakar cair
yang sudah kosong atau yg sudah tidak dipergunakan lagi, karena kita tidak tahu
apakah di tanki tersebut masih terdapat gas sisa bahan bakar cair yang menguap
atau tidak.
3.
Bahan Bakar Gas
Pastikan kita tidak membaui gas yang bocor apabila
kita sedang patroli ke area tempat penyimpanan tabung gas atau area yang
terdapat selang penyalur gas.
Ketiga
Unsur (Udara-Panas-Bahan Bakar) tadi membentuk “Segi Tiga Api” yang berarti bahwa ketiga unsur itulah yang akan
membentuk Api, Api tidak akan terbentuk
kalau tidak ada salah satu dari unsur tersebut.
Untuk
mencegah terjadinya kebakaran apa yang bisa kita lakukan? Yang bisa kita
lakukan adalah memisahkan ketiga unsur tadi agar tidak bersatu. Adalah sangat
sulit untuk me-lokalisasi atau memisahkan unsur udara, yang bisa kita lakukan
adalah memisahkan unsur Panas dengan
Unsur Bahan Bakar.
Sederhana
kan pencegahannya? Memisahkan Sumber Panas dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar. Baik, setelah kita tahu pencegahannya, sekarang bagai mana menerapkannya
dalam suatu prosedur. Prosedurnya untuk mencegah terjadinya kebakaran, adalah :
1.
Meningkatkan
kepedulian dan kesadaran Anggota dan Satpam akan bahaya kebakaran.
Apa yang terjadi pada saat kebakaran? Dan mengapa kebakaran itu berbahaya?
Kebakaran sangat berbahaya, karena kebakaran itu:
a.
Cepat
Pernah melihat bagaimana kebakaran terjadi? Api dengan
cepat akan melahap benda-benda apa saja yang mudah terbakar, bayangkan kalau
hal itu terjadi diarea yang padat penduduk.
b.
Panas
Saking panasnya kebakaran, pernah terjadi Mobil Damkar
terbakar akibat paparan panas dari kebakaran yang terjadi.
c.
Gelap
Ketika api berkobar, maka akan menghasilkan asap
pekat, kalau hal ini terjadi di ruangan tertutup, maka dengan cepat akan
memenuhi ruangan tsb sehingga ruangan menjadi gelap pekat.
d.
Mematikan
Tentu saja kebakaran itu mematikan, berdasarkan data,
kematian yang terjadi penyebab utamanya bukanlah karena terbakar tetapi karena
menghirup asap yang mematikan.
2.
House Keeping
yang baik.
Apa hubungannya menjaga kebersihan area sekitar kita
dengan menghindari kebakaran? Dengan menjaga kebersihan, maka kita mencegah
barang-barang yang mudah terbakar seperti kertas – kertas bekas, sampah tissue
dan barang – barang mudah terbakar lainnya terpapar oleh panas atau terkena api
yang mungkin saja muncul dari konsleting arus listrik atau peralatan listrik
lainnya.
Menjaga kebersihan berarti kita juga menjauhkan Tikus
yang dapat menggerogoti kabel-kabel atau peralatan listrik sehingga mencegah
terjadinya konsleting listrik.
3.
Paroli Area
Rawan.
Area mana saja yang bisa dianggap rawan? Area yang
dianggap rawan adalah area-area yang terdapat sumber panas dan area yang
terdapat barang-barang yang mudah terbakar, misalnya Panel Listrik, Trafo,
Dapur, Genset, Tempat penyimpanan Tabung Gas atau Bahan Bakar, Gudang, dll.
4.
Access Control
yang benar.
Pastikan untuk area tertentu yang berbahaya terpasang
Sign “DILARANG MASUK” dan pastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan
dan tidak berwenang berada di area tersebut.
Pada saat melaksanakan cek body atau pemeriksaan
barang bawaan, pastikan karyawan tidak
membawa benda yang dilarang masuk seperti korek api/gas dan rokok ke area
produksi.
5.
Penegakan
Peraturan.
a.
Larangan Merokok
Mungkin ini adalah peraturan yang sering dilanggar
bahkan oleh oknum anggota satpam itu sendiri, sebelum melaksanakan penegakan
peraturan tentu saja seorang anggota satpam harus mendisiplinkan diri sendiri
terlebih dahulu.
Arahkan karyawan atau tamu yang merokok untuk merokok
di area yang telah ditentukan.
b.
Prosedur
penggunaan dapur (Kompor)
Apabila di perusahaan ada Dapur Karyawan atau Dapur
Kantin, pastikan memenuhi persyaratan keamanan, seperti tersedianya tabung
APAR, hanya orang / karyawan tertentu saja yang boleh menggunakan kompor, kunci
dapur dipegang hanya oleh petugas ttt, dll.
c.
Prosedur
Pengelasan
Prosedur pengelasan hanya boleh dilakukan oleh orang
yang sudah mengantungi ijin operasional pengelasan, jadi tidak sembarangan
orang dapat melaksanakan pekerjaan pengelasan, pastikan area disekitar
pengelasan aman dari benda-benda yang mudah terbakar, diberi batas dan tanda
serta diawasi oleh supervisornya.
Satpam dapat menghentikan pekerjaan pengelasan apabila
dianggap berbahaya sampai dilakukan pencegahan dan penanggulangan bahaya
tersebut.
d.
Prosedur
Pengoperasian Katel Uap (Boiler)
Pastikan hanya petugas yang sudah ber-SIO yang dapat
mengoperasikan boiler dan area boiler tidak ditinggalkan tanpa petugas /
teknisinya.
e.
Prosedur
Pengoperasian Diesel / Generator
Ingatlah prinsip “Kalau tudak bisa, jangan lakukan”.
Satpam tidak dilatih untuk mengoperasikan mesin genset, jadi ketika ada
kebutuhan menyalakan genset, pastikan hanya teknisinya saja yang melaksanakan
dan melakukan pemeliharaan gensetnya.
f.
Prosedur
Penanganan Batubara
Batu bara tidak boleh ditumpuk melebihi ketinggian
tertentu, lakukan prosedur pemeriksaan dan penyiraman tumpukan Batubara.
6.
Pemasangan Sign /
Peringatan.
Pastikan di lokasi-lokasi dan titik-titik yang
berbahaya dipasang Tanda Bahaya, contohnya seperti “AWAS LISTRIK TEGANGAN
TINGGI” atau “DILARANG MASUK”. Apabila ada peralatan / sarana yang rusak,
pastikan dipasang LO-TO (Lock Out – Tag Out) sebagai penanda bahwa alat /
sarana tsb sedang dalam keadaan rusak dan tidak boleh dipergunakan.
7.
Pemeliharaan
Peralatan dan Sarana.
a.
Sarana
Kelistrikan
Pastikan kabel-kabek listrik ditata dengan baik, tidak
mengganggu /menghalangi lajur jalan dan tidak melintang dilantai.
b.
Peralatan
Elektronik dan Peralatan Listrik
Pastikan semua peralatan yang tidak dipergunakan,
kabelnya dicabut (un plug) dari steker, seperti :
AC
Charger
Travo
Printer
Komputer (kecuali
ada prosedur khusus)
Mesin Pemanas Air
Dispenser
Mesin Photo Copy
dll
c.
Peralatan
memasak.
Apabila menghadapi libur akhir pekan atau libur
panjang, pastikan regulator tabung gas tidak terpasang (hubungi bagian terkait
untuk koordinasi).
Apabila
hal-hal tersebut di atas dilaksanakan, maka Insya Allah kita meminimalisasi
kemungkinan terjadinya kebakaran di area kerja kita, bagaimana kalau kita sudah
berusaha mencegah tetapi kebakaran tetap terjadi? Kita akan bahas di Bagian ke
2 tulisan ini.
terimakasih untuk artikelnya sangat bermanfaat!
BalasHapus