Menerapkan Komunikasi Efektif
Pada Pelaksanaan Tugas Pelayanan Pengamanan dan Negoisasi
Oleh
: Doddy Hidayat, S.E.
Dalam melaksanakan tugas pengamanan dan penertiban
sehari-hari, anggota satpam akan berhadapan dengan manusia, manusia yang dihadapi oleh angggota satpam
tentu saja terdiri dari berbagai individu yang memiliki berbagai sifat, latar
belakang, kebudayaan, pendidikan yang berbeda-beda. Dalam berhubungan dengan
orang –orang tersebut, anggota satpam harus memiliki kemampuan komunikasi yang
baik sehinggga tujuan untuk mengamankan,
menertibkan dan melayani akan tercapai.
Kemampuan komunikasi juga diperlukan pada saat anggota satpam menghadapi potensi gangguan
keamanan yang diakibatkan karena adanya
konflik yang terjadi antara manajemen dengan karyawan, manajemen dengan
masyarakat sekitar atau manajemen dengan Organisasi Buruh /LSM
/Ormas. Potensi gangguan keamanan ini apabila tidak
diselesaikan dengan baik akan menghambat operasional perusahaan. Anggota Satpam
harus mampu menjembatani pihak yang berkonflik dengan mengadakan negoisasi.
Untuk bisa mengadakan negoisasi dengan baik Anggota Satpam harus memiliki
kompetensi komunikasi.
1. Teknik Komunikasi Efektif Efisien
Hubungan antar personal
memerlukan komunikasi yang baik dan anggota satpam harus menguasai teknik
komunikasi yang efektif dan efisien. Agar tujuan dari komunikasi yaitu
penyampaian dan pertukaran informasi untuk mencapai pemahaman bersama dapat
terwujud, dibutuhkan teknik komunikasi tersendiri, diantaranya :
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi
verbal dan non verbal.
1). Komunikasi Verbal.
a). Berbicara
Kemampuan berbicara
merupakan elemen yang utama dalam komunikasi yang efektif dan efisien,
perhatikan Vokalik (Artikulasi, Intonasi suara, tinggi rendahnya suara,
penekanan kata, dll).
Latih kemampuan bicara
ini dengan membaca dengan dikeraskan (pilih bahan bacaan yang menggunakan tata
bahasa yang resmi), latih artikulasi, pilih kata kata yang akan diberikan penekanan.
Dengan membaca kita juga melatih menyusun kata-kata sehingga kita akan terlatih
berbicara secara efisien (tidak melantur) dan tepat sasaran.
b). Mendengarkan
Kemampuan berbicara harus
diimbangi dengan kemampuan mendengar untuk memastikan penyampaian dan
pertukaran informasi dapat dicapai dan difahami
bersama.
Dalam pelaksanaan
kegiatan menyimak pembicaraan orang lain mempunyai batasan, diantaranya adalah
jarak, gangguan lingkungan sekitar (suara bising), kemampuan mendengar
seseorang, pemahaman Bahasa, dll.
Ketentuan Mendengarkan :
(1) Konsentrasi Jarak yang cukup
dengan sumber suara
Dalam membuat jarak
dengan sumber suara / orang yang berbicara kepada kita, harus dipertimbangkan
“Zona Pribadi” seseorang, Zona pribadi adalah jarak yang cukup (lk 1 mtr) /
tidak terlalu dekat, yang akan tetap membuat orang lain nyaman.
(2) Tidak berpersepsi (sesuai fakta)
Untuk menghindari
persepsi/penilaian pribadi, apabila ada yang kurang jelas, lakukan konfirmasi
(ajukan pertanyaan atau minta ulangi).
c). Menulis
Pada dasarnya manusia
mempunyai daya ingat yang cukup baik, tetapi untuk menjaga agar pesan /
informasi yang kita terima tidak salah dan kehilangan informasi yang
dibutuhkan, maka alat bantu catatan akan sangat berguna. Biasakalah untuk
selalu membawa alat tulis dan menggunakan catatan untuk kelancaran tugas
Satpam.
d). Membaca
Untu menambah wawasan dan
informasi yang dibutuhkan dalam komunikasi verbal, maka kita perlu membaca
referensi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi. Membaca juga akan menambah
perbendaharaan kata-kata.
2). Komunikasi Non Verbal.
a). Gerakan & Bahasa Tubuh
Selain komunkasi verbal,
terdapat pula komunikasi non verbal yang akan mendukung dan menguatkan maksud
dari isi pembicaraan. Komunikasi non verbal ini dapat berupa gerakan tubuh seperti
mengangguk, menggeleng, menunjuk, dll, yang akan memberikan penekanan dari
maksud hal yang dibicarakan.
Bahasa tubuh merupakan
respon tubuh terhadap komunikasi yang berlangsung, baik dengan ekspresi wajah,
maupun gerakan lainnya seperti bersidekap, tubuh mendekat/menjauh, menghadap
kearah lain, dll. Bahasa tubuh kita
dapat dibaca oleh orang lain dan kitapun dapat membaca bahasa tubuh orang lain.
b). Sentuhan
Sentuhan merupakan
komunikasi non verbal untuk menunjukan keakraban dan keterbukaan, sentuhan juga
dapat menguatkan rasa simpati kita terhadap seseorang yang akan meleburkan
batas kekakuan dalam berkomunikasi.
b. Samakan persepsi dengan lawan
bicara.
Kadang kala masalah utama
kegagalan dalam berkomunikasi adalah salah persepsi. Persepsi adalah penafsiran
seseorang terhadap informasi yang didapat dari panca indranya.
Apa yang seseorang lihat,
dengar, cium atau yang seseorang rasakan terhadap suatu kejadian mungkin saja
berbeda dengan penafsiran kita. Untuk itulah sebelum melakukan komunikasi, kita
perlu menyamakan persepsi terhadap pokok masalah yang akan dibicarakan.
c. Pelajari Etika Komunikasi yang
baik dan benar.
1). Memulai Pembicaraan
a). Perhatikan keadaan lawan bicara
Pada saat akan berbicara
dengan seseorang, pastikan orang tersebut tidak dalam keadaan yang sibuk atau
terburu-buru. Tunggu kesempatan lain sehingga kita tidak mengganggunya atau
membuat nya tidak nyaman, hal ini berlaku untuk keadaan yang normal, tetapi
untuk keadaan darurat kita bisa meminta ijin untuk bicara dengan mengungkapkan
alasannya.
b). Bersikap Ramah dan Sopan
Sapa lawan bicara dengan
ramah dan sopan, apabila belum kenal maka perkenalkan diri dan katakan sedikit
basa basi seperti menanyakan kabar, mau kemana/dari mana dan semacamnya. Basa
basi dilakukan dengan tidak berlebihan, perhatikan apakah orang tersebut merasa
terganggu atau tidak dengan kehadiran kita.
2). Saat Pembicaraan
a). Tatap lawan bicara
Menatap lawan bicara
adalah salah satu bentuk kesopanan dan menunjukan bahwa kita memperhatikan apa
yang akan/dibicarakan oleh lawan bicara kita, tetapi harus diperhatikan titik
mana kita menatap lawan bicara, tataplah ke titik diantara dua mata, jangan
menatap langsung ke mata.
b). Tersenyum
Dengan tersenyum maka
kita membuka diri untuk melakukan komunikasi, orang akan merasa dihargai ketika
kita tersenyum.
c). Jangan Mendominasi Pembicaraan
Hal yang paling
meyebalkan yang kita rasakan ketika kita berkomunikasi dengan orang lain adalah
lawan bicara yang mendominasi pembicaraan, hal yang sama juga dirasakan oleh
orang lain ketika kita mendominasi pembicaraan. Hindari mendominasi pembicaraan
hanya untuk memaksakan kehendak kita dan memuaskan ego kita.
Apabila lawan bicara kita
berprilaku pasif, maka tanyakan pendapatnya mengenai pokok bahasan yang kita
bicarakan.
d). Jaga intonasi dan kecepatan bicara
Pada saat berbicara
perhatikan agar intonasi kita stabil, tidk terlalu tinggi atau rendah dan
dengan kecepatan yang bisa didengar kata-katanya dengan jelas, kita tidak bisa
beralasan bahwa cara kita berbicara memang seperti itu karena pengaruh dialek
kedaerahan, tidak semua orang akan memahami dan memakluminya.
Untuk itulah kita harus
melatih menjaga intonasi suara dan menghilangkan dialek kedaerahan dengan cara
membaca naskah dengan suara yang datar, sehingga lambat laun dialek kedaerahan
kita akan hilang dengan sendirinya.
e). Respon pembicaraan :
(1) Lontarkan pertanyaan
Salah satu cara bahwa
kita memperhatikan apa yang orang bicarakan adalah dengan melontarkan
pertanyaan untuk kejelasan atau konfirmasi atau melontarkan pernyataan yang
mendukung perkataannya.
(2) Berikan saran yang bermanfaat
Ketika kita bisa
memberikan saran atau ide yang menarik tentang pokok bahasan dalam pembicaraan,
maka kita akan memberikan kesan terhadap lawan bicara kita. Hal yang harus
diingat dalam memberikan ide atau saran
adalah kita harus bisa memahami maksud dari pembicaraan seseorang, apakah lawan
bicara kita memang membutuhkan bantuan saran/ide atau tidak, kalau tidak maka
kita tidak perlu memaksakan memberikan saran/ide.
f). Jangan gunakan kata Aku/Saya.
Ketika kita berbicara
dengan menggunakan kata “Aku/Saya” maka kita seakan akan menciptakan jurang
pemisah antara kita dengan lawan bicara. Untuk menghilangkan jurag pemisah itu,
maka gunakanlah kata “Kita” sehingga lawan bicara merasa diakui.
d. Lakukan komunikasi dengan Respect,
Empathy, Audible, Clear, dan Humble (REACH)
1). Respect
Respek merupakan rasa
hormat dan kekaguman yang kita berikan terhadap lawan bicara kita baik itu
mengenai kepribadian, pengetahuan maupun pokok pembicaraannya.
2). Empathy
Empati adalah suatu
bentuk perasaan yang dapat merasakan perasaan dan pikiran orang lain. Hal ini
dapat diterapkan pada saat menghadapi orang yang sedang komplen atau dedng
marah, ketika kita mampu merasakan perasaan dan pikirannya, maka orang yang
sedang marah tersebut cenderung akan menjadi lebih tenang, setelah merasa enang
maka orang tersebut sudah mulai bisa berkomunikasi dengan baik tanpa melibatkan
emosi.
3). Audible
Ketika kita berinteraksi
dengan orang lain maka kita harus berbicara dengan pelan, tidak perlu
keras-keras, dan tidak terburu-buru. Hal ini agar orang lain mengerti dan memahami
apa yang menjadi maksud dan tujuan kita berkomunikasi.
4). Clear/Clarity
Pada saat berkomunikasi
bisa saja timbul kesalahan dalam memahami pembicaraan kita, untuk itu kita
harus menggunakan kata-kata yang tepat, jelas, bermakna tunggal (tidak bermakna
ganda), dan tidak membingungkan lawan bicara.
5). Humble
Bersikap humble artinya
bersikap rendah hati, tidak terburu buru menganggap salah apa yang orang lain
katakan walaupun berbeda dengan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki
sehingga kita tidak salah dalam memberikan respon yang bisa mengakibatkan
kesalah pahaman yang tidak perlu.
2. Pengertian Negoisasi
a. Negosiasi adalah proses dimana
paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang
berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama
(Casse).
b. Negoisasi merupakan salah satu
bentuk Penyelesaian Sengketa Alternatif dimana para pihak yang bersengketa
melakukan perundingan secara langsung (adakalanya di dampingi pengacara
masing-masing) untuk mencari penyelesaian sengketa yang sedang mereka hadapi ke
arah kesepakatan atas dasar win-win solution (Runtung Sitepu).
c. Suatu proses untuk mencapai
kesepakatan dengan pihak lain (Goodpaster, 1993)
3. Tujuan Negoisasi
a. Mengatasi atau menyesuaikan perbedaan;
b. Memperoleh sesuatu dari pihak lain
(yang tidak dapat dipaksakan)
c. Mencapai kesepakatan yang dapat
diterima kedua belah pihak dalam rangka suatu transaksi atau menyelesaikan
sengketa.
4. Keuntungan dan Kekurangan
Negoisasi
a. Keuntungan melaksanakan Negoisasi
:
1). Menciptakan pengertian yang lebih
baik mengenai pandangan pihak lawan;
2). Mempunyai kesempatan untuk
mengutarakan pikiran atau isi hati dengan didengarkan oleh pihak lawan;
3). Memungkinkan penyelesaian masalah
secara bersama-sama (joint problem solving);
4). Mengupayakan solusi terbaik yang
dapat dipercayai, diterima, dan dijalankan kedua belah pihak;
5). Dalam mengambil keputusan, para
pihak tidak terikat pada kebenaran fakta-fakta yang terjadi atau masalah
penegakan hukum;
6). Dapat diadakan dan diakhiri
sewaktu-waktu apabila dikehendaki;
b. Kekurangan Negoisasi :
1). Tidak dapat berjalan baik tanpa
kemauan dan itikad baik para pihak untuk bernegosiasi dan melakukan konsesi;
2). Tidak akan efektif apabila tidak
dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan;
3). Sulit berjalan baik apabila para
pihak berada dalam situasi atau posisi yang tidak seimbang atau berat sebelah
(misalnya jika salah satu pihak mempunyai kedudukan atau kekuatan yang jauh lebih
besar);
4). Mungkin saja dilakukan oleh pihak
yang hanya bermaksud untuk menunda-nunda penyelesaian suatu sengketa atau yang
bermaksud untuk mengetahui informasi-informasi tertentu yang dirahasiakan pihak
lawan;
5). Dapat membuka rahasia mengenai kekuatan
atau kelemahan salah satu pihak;
6). Mungkin membuat kesepakatan yang
kurang menguntungkan;
7). Sengketa yang dapat diselesaikan
hanyalah sengketa yang menurut hukum di Indonesia dapat didamaikan;
5. Persyaratan Negoisasi yang Efektif
a. Kemauan (willingness): mau
menyelesaikan masalah dan bernegosiasi secara sukarela;
b. Kesiapan (preparedness): siap
melakukan negosiasi;
c. Kewenangan (authoritative):
mempunyai wewenang mengambil keputusan;
d. Keseimbangan kekuatan (equal
bargaining power): memiliki kekuatan
yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan saling ketergantungan;
e. Keterlibatan seluruh pihak terkait
(stakeholdership): dukungan seluruh pihak terkait dalam proses negosiasi;
f. Holistik (comprehensive):
pembahasan permasalahan secara menyeluruh.
g. Komunikasi antara para pihak
masih ada
h. Rasa percaya antara para pihak
masih ada
i. Sengketa tidak terlalu pelik
6. Tahapan Negoisasi dan Kendala
Pelaksanaannya
Tahapan dalam
melaksanakan Negoisasi :
a. Tahap persiapan
Persiapkan tempat dan
waktu, kehadiran peserta yang merupakan pengambil keputusan.
b. Tahap orientasi dan mengatur
posisi/ tawaran awal
Pihak pertama yang
memiliki masalah/pengajuan/penawaran menyampaikan maksud dengan kalimat santun,
jelas, dan terinci.
c. Tahap argumentasi/ pemberian
konsesi/ tawar-menawar
Pihak mitra bicara
menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud pihak
pertama. Pihak Pertama mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan
meyakinkan mitra bicara disertai dengan alasan yang logis
d. Tahap penutupan: merancang
kesepakatan atau menjalankan upaya alternatif apabila tidak tercapai kesepakatan.
Terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi
7. Dalam pelaksanaannya, sering
muncul kendala-kendala seperti :
a. Tidak bereaksi / tidak mendukung
/ tidak puas.
Salah satu pihak yang
melaksanakan negoisasi tidak bereaksi, tidak mendukung jalannya negoisasi dan
tidak puas dengan hasil negoisasi, hal ini bisa disebabkan karena berbagai
alasan, tugas negoisatorlah untuk bisa memberikan pemahaman / gambaran hasil
negoisasi yang dicapai yaitu win-win solution, memberi dan menerima untuk
kebaikan bersama.
b. Emosi dan memposisikan diri dengan
keras.
Sering terjadi salah satu
pihak atau kedua belah pihak emosi menghadapi masalah yang dinegoisasikan dan
hasil yang dicapainya, negoisator harus mengetahui prosedur untuk menangani
orang marah.
Prosedur menangani orang marah adalah, sbb :
1). Bila memungkinkan, ajak pihak
yang emosi ke tempat yang lebih nyaman dan tertutup untuk melakukan lobby.
2). Persilahkan duduk.
3). Mendengarkan keberatan tanpa
memotong pembicaraan
4). Memberikan rasa empati
(memaklumi/memahami)
5). Tidak terpancing emosi dan tetap
berpikir rasional
6). Tidak berbicara dengan gaya
berlebihan.
7). Bila diperlukan minta maaf.
8). Sampaikan rasa empati
9). Dengarkan dan perhatikan
keberatan dan keinginan nya.
10). Turunkan suasana yang tegang
dengan nada bicara ramah dan sopan tetapi tegas serta menjelaskan permasalahan
dengan alasan yang rasional
11). Untuk mencegah kebuntuan coba
memberikan saran-saran sebagai alternatif
12). Ajukan pertanyaan mengenai
pendapat nya tentang saran alternatif tersebut.
13). Segera informasikan masalah
ini kepada pihak yang bersengketa untuk memperoleh solusi lain.
Sebagai anggota Satpam yang melaksanakan pengamanan dan
menegakan ketertiban dilingkungan kerja, anggota satpam akan terlibat dalam
negoisasi antara Manajemen dan Karyawan/Warga apabila karyawan melaksanakan
demonstrasi. Demonstrasi karyawan atau warga tidak bisa dicegah karena mereka
memiliki hak seperti yang tercantum dalam Undang Undang no. 9 tahun 1998 psl 2
(ayat 1) yg berbunyi setiap warga negara secara perorangan atau kelompok bebas
menyampaikan pendapat sebagai perwujudan hak & tanggung jawab berdemokrasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”.
Diharapkan Modul ini dapat meningkatkan kemampuan anggota satpam dalam berkmunikasi dan
bermanfaat sebagai dasar dalam melaksanakan negoisasi
dilingkungan kerja.
Referensi
1. Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen
Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah.
2. Komunikasi Bisnis - Yatri Indah Kusumastuti, IPB Press, 2009.
3. https://pakarkomunikasi.com
a. 17 Strategi Komunikasi Efektif By Jaba Sitepu
b. 4 Etika Komunikasi yang Baik – Etiket, Teknik, dan Implementasinya
By Site Default
c. Hubungan Komunikasi Non Verbal dan Verbal By Puput Purwanti
4. Pengantar Negoisasi - Wiwiek Awiati & Fatahillah (Indonesian
Institute for Conflict Transformation (IICT).
Blog yang bermanfaat. Bisa ditambahkan dengan perkembangan terkini.
BalasHapusRegulasi baru tentang Satpam, perihal perekrutan, pelatihan, pengukuhan, kompetensi, uji kompetensi,jenjang pangkat (kualifikasi), hingga pengakhiran anggota Satpam dapat dibaca selengkapnya pada Peraturan Kapolri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengamanan Swakarsa
https://jurnalsecurity.com/go/wp-content/uploads/2020/09/PERPOL-NOMOR-4-TAHUN-2020-TTG-PAM-SWAKARSA.pdf
Terima kasih sudah membaca blog saya
Hapus