Jumat, 03 Juni 2016

MENJADI SEORANG ANGGOTA SATPAM YANG BAHAGIA

KEBAHAGIAAN HAKIKI DAN KEBAHAGIAAN PALSU
Oleh : Doddy Hidayat, SE






Dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). ” (QS. Ath-Thalaaq: 3)

Saat seorang anggota Satpam berjaga di depan suatu Mall, apa yang dilihatnya? Ia melihat orang - orang turun naik kendaraan mewah yang pajak pertahun-nya sama dengan harga motor baru yang dikendarainya. Ia melihat orang – orang dengan senyum bangga keluar Mall dengan membawa kantung belanja penuh berisi barang – barang seharga dua kali lipat gajinya dalam sebulan.

Saat seorang Anggota Satpam berjaga di pintu masuk suatu hotel berbintang lima, ia melihat orang – orang yang nampak riang menginap di kamar hotel yang harga satu malamnya sama dengan bayaran kontrakan rumahnya selama dua bulan.

Saat seorang anggota satpam berjaga di suatu supermarket, ia melihat jajaran barang barang yang tersusun rapih sambil memikirkan susu anaknya yang sudah habis, coklat batang yang belum pernah ia berikan untuk si kecil, parfum yang tidak berani ia beli untuk istrinya…..dll…dlll……

Pernahkah kita merasakan pada saat sedang bekerja melihat pemilik perusahaan,  bos, direktur, pelanggan, nasabah……. Memiliki rumah dan kendaraan mewah, banyak uang, istri cantik molek, mereka nampak bahagia dan mudah menjalani hidup ini…..kapan kita akan merasakan kaya seperti mereka….pernahkah kita merasakan hal itu? Pernah bukan?..........

Ketika kita merasakan iri dengan kekayaan dan kemewahan orang lain, kita akan merasa hidup ini sangat susah sekali, kita merasa dengan menjalani profesi sebagai seorang anggota Satpam kita tidak mungkin akan merasa bahagia…..

Tidak demikian kawan,……

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”.
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.
(QS. Thaa Haa:  131-132)


Ayat diatas menjelaskan bahwa memang Allah telah memberikan kemudahan – kemudahan berupa harta kekayaan kepada beberapa golongan, untuk apa bunga kehidupan dunia ini diberikan kepada mereka? ……. Untuk dijadikan cobaan bagi mereka….

Kalau ditimbang-timbang, lebih berat mana ujian harta kekayaan yang melimpah  dan dapat dengan mudah melalaikan kita dari perintah agama atau ujian serba pas yang kita hadapi sekarang ini?

Gampangnya….. dengan gaji UMK saja masih kepikiran untuk selingkuh apalagi punya harta melimpah…..jangan jangan kalau kita kaya raya kita punya jadwal minggu ini indehoy dengan NM, minggu depannya dengan AA, esoknya dengan?

Setiap sen uang dan setiap barang yang kita gunakan akan diminta pertanggungjawabannya nanti di akhirat, lebih mudah mempertanggungjawabkan tiga juta rupian sebulan atau 3 Milyar sebulan?

Intinya adalah, kebahagiaan itu tidak bersumber dari banyaknya harta benda yang kita miliki, uang hanyalah benda yang bisa mempermudah atau mempersulit hidup saja, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Uang adalah benda yang dapat membawa kta ke surga atau ke neraka, tergantung bagaimana kita membelanjakannya.

Direktur PT NSA-911 memberikan wejangan mengenai sumber kebahagiaan pada saat Coffee Morning menyambut Ramadhan 1437 H, sbb :
Kebahagiaan dapat bersumber dari :
1.     Keluarga
Siapa sumber kebahagiaan di dalam keluarga? Sumber kebahagiaan itu ada pada istri/suami masing-masing, jalinlah hubungan yang dalam dengan istri/suami masing-masing karena pada saat kita pulang kerja yang kita tanyakan pertama kali adalah dimana istri kita.

Usahakan memiliki waktu untuk berdua, tidak perlu banyak mengeluarkan uang, cukup setelah gajian makan bakso berdua. Pada saat pacaran dulu nge-baso berdua itu serasa dunia milik kita berdua, masa sudah nikah tidak?.

Antarlah istri/suami melakukan kesenangannya, misalnya window shoping jalan-jalan ke mall, pegang tangan istri (Kata Om Mario memegang tangan istri pada saat jalan-jalan di Mall mengalihkan perhatian istri untuk belanja). Atau temani suami pada saat suami main futsal bersama teman-temannya.

Istri yang bahagia itu akan membuat rumah menjadi penuh dengan kebahagiaan.

2.     Tempat Kerja
Berapa lama kita berada di tempat kerja? 8 jam? 12 jam? Sebagian besar waktu kita lalui di tempat kerja, apa jadinya apa bila tempat kerja menjadi neraka?

Untuk menjadikan tempat kerja menjadi sumber kebahagiaan, kita bisa memperbaiki hubungan kita dengan 3 elemen penting di tempat kerja, yaitu :
a.     Atasan : Dalam membina hubungan dengan atasan adalah kita harus tahu dan faham betul apa yang diinginkan oleh atasan kita. Keperluan dan keinginannya terpenuhi maka kita akan jauh dari omelan dan limpahan amarah.
b.     Rekan kerja : Saling menghormati dan jangan berlebihan ketika kita suka atau tidak suka terhadap seseorang, bersikaplah proporsional (sesuai dengan kadarnya).
c.      Bawahan : Hargai bawahan, puji prestasinya, beri ketika kita ada kelebihan dan posisikan diri kita setara tidak sombong/angkuh karena pada dasarnya manusia itu setara, tanggungjawabnya saja yang berbeda.

3.     Tidak mengeluh dan selalu bersyukur
Ketika kita mem-vonis diri saya ini miskin, saya ini orang kecil, saya ini tidak bisa, maka kita meng-aniyaya diri sendiri. Sikap, fikiran dan perasaan yang negative akan memunculkan kondisi yang negative pula.

Menerima keadaan dan menikmati apa yang kita punya dan kita dapatkan adalah suatu bentuk syukur, bukankan Allah akan menambah nikmat apabila kita mensyukuri rizki yang kita dapatkan?

Sekali lagi kata Om Mario: Mensyukuri pekerjaan yang kita miliki saat ini adalah langkah awal meningkatkan kualitas hidup.

4.     Tidak merusak diri sendiri
a.     Jangan terlalu banyak berangan angan, berbeda antara angan angan dengan rencana, rencana adalah langkah-langkah yang akan kita ambil untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, sedangkan angan-angan adalah impian ada uang sekarung jatuh dari langit.
b.     Sifat iri dan dengki  adalah penyakit yang akan menggerogoti jiwa dan raga, jauhkan iri dan dengki dari fikiran kita. Setiap orang memiliki porsi rizki yang berbeda-beda, itu adalah hak perogatif Penguasa Alam Semesta.
c.      Bersikaplah proporsional jangan dimasukan kedalam hati ketika klien, nasabah, tamu, atasan memarahi kita karena suatu kejadian atau keadaan. Terima saja sebagai pembelajaran.

Sebagai penutup, marilah kita memperbaiki diri, jadikan rumah sebagai surga kecil, ikhlas dengan pekerjaan kita sebagai Satpam, berharap ridla Allah……..

Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyajian materi-materi saya di blog ini.


Terima Kasih telah menjadi pembaca yang baik………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar