KEBAHAGIAAN
HAKIKI DAN KEBAHAGIAAN PALSU
Oleh : Doddy
Hidayat, SE
“Dan memberinya
rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang
bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). ” (QS.
Ath-Thalaaq: 3)
Saat
seorang anggota Satpam berjaga di depan suatu Mall, apa yang dilihatnya? Ia
melihat orang - orang turun naik kendaraan mewah yang pajak pertahun-nya sama
dengan harga motor baru yang dikendarainya. Ia melihat orang – orang dengan
senyum bangga keluar Mall dengan membawa kantung belanja penuh berisi barang –
barang seharga dua kali lipat gajinya dalam sebulan.
Saat
seorang Anggota Satpam berjaga di pintu masuk suatu hotel berbintang lima, ia
melihat orang – orang yang nampak riang menginap di kamar hotel yang harga satu
malamnya sama dengan bayaran kontrakan rumahnya selama dua bulan.
Saat
seorang anggota satpam berjaga di suatu supermarket, ia melihat jajaran barang
barang yang tersusun rapih sambil memikirkan susu anaknya yang sudah habis,
coklat batang yang belum pernah ia berikan untuk si kecil, parfum yang tidak
berani ia beli untuk istrinya…..dll…dlll……
Pernahkah
kita merasakan pada saat sedang bekerja melihat pemilik perusahaan, bos, direktur, pelanggan, nasabah……. Memiliki
rumah dan kendaraan mewah, banyak uang, istri cantik molek, mereka nampak bahagia
dan mudah menjalani hidup ini…..kapan kita akan merasakan kaya seperti
mereka….pernahkah kita merasakan hal itu? Pernah bukan?..........
Ketika
kita merasakan iri dengan kekayaan dan kemewahan orang lain, kita akan merasa
hidup ini sangat susah sekali, kita merasa dengan menjalani profesi sebagai
seorang anggota Satpam kita tidak mungkin akan merasa bahagia…..
Tidak
demikian kawan,……
“Dan
janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada
golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai
mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”.
“Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.
(QS. Thaa
Haa: 131-132)
Ayat
diatas menjelaskan bahwa memang Allah telah memberikan kemudahan – kemudahan
berupa harta kekayaan kepada beberapa golongan, untuk apa bunga kehidupan dunia
ini diberikan kepada mereka? ……. Untuk dijadikan cobaan bagi mereka….
Kalau
ditimbang-timbang, lebih berat mana ujian harta kekayaan yang melimpah dan dapat dengan mudah melalaikan kita dari
perintah agama atau ujian serba pas yang kita hadapi sekarang ini?
Gampangnya…..
dengan gaji UMK saja masih kepikiran untuk selingkuh apalagi punya harta
melimpah…..jangan jangan kalau kita kaya raya kita punya jadwal minggu ini
indehoy dengan NM, minggu depannya dengan AA, esoknya dengan?
Setiap
sen uang dan setiap barang yang kita gunakan akan diminta pertanggungjawabannya
nanti di akhirat, lebih mudah mempertanggungjawabkan tiga juta rupian sebulan
atau 3 Milyar sebulan?
Intinya
adalah, kebahagiaan itu tidak bersumber dari banyaknya harta benda yang kita
miliki, uang hanyalah benda yang bisa mempermudah atau mempersulit hidup saja,
tergantung bagaimana kita menyikapinya. Uang adalah benda yang dapat membawa kta
ke surga atau ke neraka, tergantung bagaimana kita membelanjakannya.
Direktur
PT NSA-911 memberikan wejangan mengenai sumber kebahagiaan pada saat Coffee
Morning menyambut Ramadhan 1437 H, sbb :
Kebahagiaan
dapat bersumber dari :
1.
Keluarga
Siapa sumber kebahagiaan di dalam keluarga? Sumber kebahagiaan
itu ada pada istri/suami masing-masing, jalinlah hubungan yang dalam dengan
istri/suami masing-masing karena pada saat kita pulang kerja yang kita tanyakan
pertama kali adalah dimana istri kita.
Usahakan memiliki waktu untuk berdua, tidak perlu
banyak mengeluarkan uang, cukup setelah gajian makan bakso berdua. Pada saat pacaran
dulu nge-baso berdua itu serasa dunia milik kita berdua, masa sudah nikah
tidak?.
Antarlah istri/suami melakukan kesenangannya, misalnya
window shoping jalan-jalan ke mall, pegang tangan istri (Kata Om Mario memegang
tangan istri pada saat jalan-jalan di Mall mengalihkan perhatian istri untuk
belanja). Atau temani suami pada saat suami main futsal bersama teman-temannya.
Istri yang bahagia itu akan membuat rumah menjadi
penuh dengan kebahagiaan.
2.
Tempat Kerja
Berapa lama kita berada di tempat kerja? 8 jam? 12
jam? Sebagian besar waktu kita lalui di tempat kerja, apa jadinya apa bila
tempat kerja menjadi neraka?
Untuk menjadikan tempat kerja menjadi sumber
kebahagiaan, kita bisa memperbaiki hubungan kita dengan 3 elemen penting di
tempat kerja, yaitu :
a.
Atasan : Dalam membina
hubungan dengan atasan adalah kita harus tahu dan faham betul apa yang
diinginkan oleh atasan kita. Keperluan dan keinginannya terpenuhi maka kita
akan jauh dari omelan dan limpahan amarah.
b.
Rekan kerja : Saling
menghormati dan jangan berlebihan ketika kita suka atau tidak suka terhadap
seseorang, bersikaplah proporsional (sesuai dengan kadarnya).
c.
Bawahan : Hargai
bawahan, puji prestasinya, beri ketika kita ada kelebihan dan posisikan diri
kita setara tidak sombong/angkuh karena pada dasarnya manusia itu setara,
tanggungjawabnya saja yang berbeda.
3.
Tidak mengeluh
dan selalu bersyukur
Ketika kita mem-vonis diri saya ini miskin, saya ini
orang kecil, saya ini tidak bisa, maka kita meng-aniyaya diri sendiri. Sikap,
fikiran dan perasaan yang negative akan memunculkan kondisi yang negative pula.
Menerima keadaan dan menikmati apa yang kita punya dan
kita dapatkan adalah suatu bentuk syukur, bukankan Allah akan menambah nikmat
apabila kita mensyukuri rizki yang kita dapatkan?
Sekali lagi kata Om Mario: Mensyukuri pekerjaan yang
kita miliki saat ini adalah langkah awal meningkatkan kualitas hidup.
4.
Tidak merusak
diri sendiri
a.
Jangan terlalu
banyak berangan angan, berbeda antara angan angan dengan rencana, rencana
adalah langkah-langkah yang akan kita ambil untuk mendapatkan apa yang kita
inginkan, sedangkan angan-angan adalah impian ada uang sekarung jatuh dari
langit.
b.
Sifat iri dan
dengki adalah penyakit yang akan
menggerogoti jiwa dan raga, jauhkan iri dan dengki dari fikiran kita. Setiap
orang memiliki porsi rizki yang berbeda-beda, itu adalah hak perogatif Penguasa
Alam Semesta.
c.
Bersikaplah
proporsional jangan dimasukan kedalam hati ketika klien, nasabah, tamu, atasan
memarahi kita karena suatu kejadian atau keadaan. Terima saja sebagai
pembelajaran.
Sebagai
penutup, marilah kita memperbaiki diri, jadikan rumah sebagai surga kecil,
ikhlas dengan pekerjaan kita sebagai Satpam, berharap ridla Allah……..
Saya
mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penyajian materi-materi
saya di blog ini.
Terima
Kasih telah menjadi pembaca yang baik………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar