Bagian 1 : Kepemimpinan Dan Kemampuan Memberikan Pengaruh
Oleh : Doddy Hidayat, SE.
SEORANG KEPALA SATPAM HARUS BISA MEMASTIKAN BAHWA SEMUA PERINTAHNYA
DAPAT DIFAHAMI OLEH SELURUH ANGGOTA DAN ANGGOTANYA
DAPAT MELAKSANAKAN PERINTAH ITU DENGAN BAIK DAN ANTUSIAS
Pada saat ini banyak Kepala Satpam (Pada perusahaan lain
sering juga disebut sebagai Koordinator Satpam atau Supervisor Satpam) diangkat
menjadi Kepala Satpam karena dianggap telah memiliki pengalaman yang cukup lama
sebagai anggota satpam atau karena usianya sudah tidak layak lagi menyandang
jabatan anggota. Tapi apakah pengalaman saja sudah cukup untuk menjadi Kepala
Satpam?.
Menjadi seorang Kepala Satpam harus memahami dan memiliki
kemampuan dibidang:
- Kepemimpinan.
- Manajerial dan
Kemampuan dibidang lainnya yang mendukung.
- Teknis
Operasional Pengamanan.
- Administrasi
Operasional Pengamanan.
Pada Bagian 1 ini kita akan mempelajari aspek dasar
kepemimpinan (Leadership) dan pemahaman mengenai dasar manajemen. Seorang
Kepala Satpam atau yang mau menjadi Kepala Satpam harus memahami dasar
kepemimpinan karena selain melaksanakan fungsi sebagai “Kepala” ia juga harus
melaksanakan fungsi sebagai “Pemimpin” bagi anak buahnya.
Kewenangan seorang “kepala, ketua, manajer, supervisor,
koordinator, dsb” diberikan oleh atasan melalui surat perintah / surat
pengangkatan yang resmi, mau tidak mau anggotanya harus tunduk dan patuh.
Sedangkan kewenangan seorang “Pemimpin” diberikan oleh anak buahnya tanpa
paksaan dan anggotanya akan tunduk dan patuh dengan sukarela.
Banyak sekali dasar-dasar teori mengenai Ilmu
Kepemimpinan, pada tulisan ini saya akan membatasi hanya membahas mengenai :
- Definisi
Kepemimpinan
- 30 Kiat
Mempengaruhi
- Cara
Memberikan Instruksi (CMI) pada saat Apel / Briefing anggota Satpam.
Definisi
Kepemimpinan
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Dari definisi diatas, ada poin-poin penting mengenai
kepemimpinan, yaitu :
- Seni
mempengaruhi
- Mau
bekerjasama
- Berdasarkan
kompetensi/kemampuan
- Membimbing
orang
Mengapa kepemimpinan disebut sebagai seni? Karena
kepemimpinan bukan masalah rumus matematika yang bisa diterapkan disemua soal,
kepemimpinan memerlukan “rasa”, memerlukan “hati” untuk bisa mempengaruhi orang agar mau bekerjasama
/ melaksanakan perintah dengan suka rela.
Salah satu “rasa” adalah rasa peduli pemimpin kepada anak buahnya,
pemimpin yang peduli dengan kondisi / keadaan / perasaan anak buahnya akan
dihargai secara pribadi oleh anggotanya. Pemimpin tidak bisa memaksakan
kehendaknya, yang bisa ia lakukan adalah bagaimana mempengaruhi orang untuk
melaksanakan petunjuknya.
Pemimpin itu memastikan kesejahteraan anggotanya
terpenuhi, baru memerintah, tidak mungkin anggota bisa bekerja dengan baik
dalam keadaan lapar atau banyak pikiran, bukan?
Pemimpin hanya akan memerintahkan seseorang sesuai dengan
kemampuannya, akan percuma saja memerintahkan orang melaksanakan sesuatu di
luar kemampuannya, tugas seorang pemimpinlah untuk melatih dan membinanya agar
orang tersebut mampu melaksanakan tugas itu.
Dalam suatu pertempuran, pemimpin itu akan berteriak
“Ikuti saya!” sambil bergerak maju ke depan, bukan berteriak “Majuuuu!” sambil
ia-nya tetap dibelakang. Pemimpin itu memberikan contoh, memberikan teladan, ia
bekerja!, bukan teriak-teriak memerintah saja tanpa membantu.
Pemimpin itu melayani! Bukan hanya ingin dilayani saja.
Ia bekerja dan berani mengambil tanggungjawab apabila ada kesalahan bukan
mengorbankan anak buahnya demi karirnya (Apalagi dengan pura-pura tidak tahu
dan cuci tangan).
30
Kiat Mempengaruhi
Saya akan ringkaskan 30 Kiat Mempengaruhi yang bersumber
dari buku Principle Centered Leadership (Kepemimpinan Yang Berprinsip) –
Stephen R. Covey, Binarupa Aksara, 1997.
Ada 3 Kelompok
pengaruh, yaitu :
Memberi Teladan :
Jatidiri Anda dan Tindakan Anda (Apa yang orang lain lihat terhadap anda)
- Tidak
mengatakan hal yang negatif atau tidak baik.
Pada saat
mengalami provokasi atau dalam keadaan yang letih, tidak mengatakan hal yang
negatif dan tidak baik adalah suatu bentuk penguasaan diri yang sangat luar
biasa. Apabila kita tidak memberikan teladan untuk menahan diri, kita mungkin akan menumpahkan rasa frustasi kita ke
anggota kita.
- Bersabar
terhadap orang lain.
Pada saat stress ketidak sabaran akan muncul,
kita mungkin mengucapkan kata-kata yang tidak kita inginkan, mengkritik,
menilai dan menolak. Muka kita akan terlihat cemberut, berkomunikasi melalui
emosi dan sikap bukan dengan perkataan. Dengan ketidak sabaran menghadapi anggota,
maka hubungan antara Pimpinan dengan anak buahnya akan menjadi tegang.
- Pisahkan
orang dari prilaku dan kinerja.
Sebagai seorang
Kepala Satpam, kita tidak bisa menerima prilaku yang jelek atau kinerja yang
buruk, hal ini harus dikomunikasikan dengan anggota untuk membantu terbinanya
harga diri anggota tersebut.
- Melayani
orang lain dengan tulus.
Karena memimpin
berarti juga melayani orang lain, maka layanilah
anak buah dengan ikhlas tanpa mengharapkan balas jasa atau publisitas.
- Pilihlah
respon yang proaktif.
Artinya kita
harus memilih untuk menerima tanggungjawab atas sikap dan tindakan kita tanpa menyalahkan situasi atau orang
lain.
- Penuhi janji
anda.
Kemampuan kita
membuat dan memenuhi janji adalah
salah satu ukuran kepercayaan pada diri sendiri dan pada integritas (kejujuran)
kita.
- Berfokus
pada lingkaran pengaruh.
Kita bisa
mengubah situasi kita hanya dengan mengubah
sikap kita terhadap situasi yang terjadi, jadi selalu berfikir positif.
- Tunjukan
rasa sayang.
Walaupun orang
terlihat ulet dan mandiri, pada dasarnya setiap orang memiliki kelembutan
masing-masing.
Membina Hubungan
: Apakah Anda Mengerti dan Peduli (Apa yang orang lain rasakan terhadap anda)
- Berprasangka
yang baik, menimbulkan hasil yang baik.
Dengan bertindak
berdasarkan anggapan bahwa orang lain ingin dan berniat melakukan yang terbaik,
anda dapat mempengaruhi dengan kuat dan mengeluarkan yang terbaik dari dalam
diri mereka.
- Berusaha
memahami terlebih dahulu.
Ketika kita
berkomunikasi dengan orang lain, kita harus benar-benar memberikan perhatian secara penuh, sebelum orang merasa anda
memahami mereka, mereka tidak akan menerima pengaruh anda.
- Hargailah
pernyataan atau pertanyaan yang terbuka dan jujur.
Satu-satunya
penghalang untuk komunikasi adalah kecenderungan orang untuk mengkritik dan menghakimi.
- Berikan respon
penuh perhatian.
Untuk bisa
memahami dan memperoleh kejelasan dari suatu masalah, adalah merespon dengan
benar-benar berniat untuk memahami
bukan untuk memanipulasi.
- Bila
disakiti ambilah inisiatif.
Apabila anda
tidak bertindak dengan penuh kesadaran akan menimbulkan situasi yg tidak
kondusif dan menumbuhkan sikap defensif. Mengambil
tindakan untuk membicarakan hal ini butuh pengendalian diri dan kerendahan
hati.
- Akui
kesalahan anda dan mintalah maaf.
Apabila kita
terlibat didalam suatu hubungan yang sangat tegang, kita perlu mengakui bahwa
setidaknya kita juga patut disalahkan, apabila ada orang yg merasa tersakiti,
dia akan menutup dan menarik diri. Berprilaku yang baik saja tidak akan
memperbaiki hubungan kita, biasanya satu-satunya jalan adalah dengan meminta maaf tanpa mencari-cari alasan,
penjelasan maupun pembenaran.
- Tidak perlu
melayani pertengkaran atau tuduhan yang tidak beralasan.
Apabila anda
berusaha menjawab atau berargumentasi anda hanya akan membangkitkan permusuhan
yang terpendam. Jangan tergelincir kedalam suasana permusuhan yang akan
menguras energi anda.
- Perhatikan
orang perorang
- Perbaharui
komitmen anda pada hal-hal bersama.
Teruslah
perbaharui komitmen anda pada hal-hal yg mempersatukan suatu kelompok, perbedaan
bukan diabaikan, namun dinomor duakan.
- Membiarkan
diri dipengaruhi oleh mereka terlebih dahulu.
Kita mempunyai
pengaruh terhadap orang lain sebesar yang mereka rasakan mereka miliki terhadap
kita. Apabila anda secar tulus memperhatikan maka merekapun akan lebih terbuka.
- Terimalah
orang dengan situasinya.
Langkah pertama
dalam mengubah atau memperbaiki orang lain adalah dengan menerima apa adanya.
Memberi
Pengarahan : Apa Yang Anda Katakan Kepada Saya (Apa yang orang lain dengar
tentang anda)
- Persiapkan
pikiran dan perasaan anda sebelum anda mempersiapkan ucapan anda.
Apa yang kita
ucapkan mungkin tidak sepenting bagaimana cara kita mengucapkannya.
- Jangan
bertengkar atau melarikan diri. Bicarakan perbedaan yang ada.
- Sadari dan
sediakan waktu untuk mengajari.
- Setujui
batas, aturan, harapan dan konsekuensi.
- Jangan
menyerah dan jangan tunduk.
Apabila kita
tunduk kepada prilaku yang tidak bertanggungjawab dan mencari alasan pembenaran
atau bersimpati padanya, kita memperkuat dan menumbuhkan prilaku manja pada
mereka.
- Berusaha
memahami mereka tanpa mencerca atau menolaknya.
- Gunakan
bahasa logika dan bahasa emosi.
- Delegasikan
secara efektif.
- Libatkan
orang-orang dalam tugas-tugas yang berarti.
- Latih mereka
dalam hukum panen.
Kita memperkuat
bahwa untuk mendapatkan hasil harus melalui suatu proses.
- Ajarkan
tentang konsekuensi bertanggungjawab.
Penerapan
Cara Memberikan Instruksi (CMI) Pada Saat Apel Pagi/Malam
CMI adalah teknik komunikasi yang digunakan supaya proses
belajar-mengajar dapat berfungsi dengan baik. Selain untuk kegiatan belajar-mengajar,
CMI juga dapat dipergunakan pada saat mengambil apel pagi/malam supaya
perintah/informasi dapat diterima dengan baik.
Pedoman Umum :
- Sikap dan
tindakan :
- Berpenampilan
yang baik :
1)
Tampang yang rapih (tidak terlihat seperti baru bangun
tidur, usahakan cuci muka dulu dan sisir rambut).
2)
Berpakaian yang rapih.
3)
Menggunakan Sepatu.
4)
Wajah terlihat bersemangat (tidak muram dan kusam).
- Berdiri
dengan tegak.
- Bersikap
tegas tetapi tidak dibuat-buat.
- Berhadap-hadapan
(tidak membelakangi).
- Selalu
menjaga hubungan (tidak satu arah adakan tanya-jawab).
- Hindari
kebiasaan yang mengganggu (contoh: menggaruk-garuk telinga, menutup
mulut, mengusap hidung, batuk kecil, dll).
- Bersikap
profesional (tidak membawa urusan pribadi ke pekerjaan).
- Selalu
berprasangka baik.
- Lakukan
evaluasi pelaksanaan tugas.
- Tidak
mengkritik tetapi mengkoreksi (mengarahkan) untuk perbaikan di masa
depan.
- Tunjukan
cara atau SOP yang benar.
- Kuasai
materi (persiapkan terlebih dahulu apa yang akan dibicarakan).
- Tidak
berbicara dengan emosi.
- Gunakan
bahasa yang sederhana.
- Berbicara
dengan ada jeda untuk memberikan waktu anggota memproses informasi atau
perintah.
- Gunakan
pendekatan personal dengan menanyakan kesehatan, sudah makan atau belum?Bagaimana
kabar keluarganya?, dll.
- Jangan
menjemukan, berikan selingan.
- Berikan
apresiasi (penghargaan) atas kinerja mereka (minimal ucapkan terima
kasih).
- Sampaikan
materi dari umum ke khusus secara tertata (tidak meloncat-loncat dari
satu materi ke materi yang lainnya).
- Biasakan
menggunakan catatan kecil/notes.
- Pastikan
anggota mengerti dengan cara memerintahkan anggota untuk mengulang
informasi/perintah yang diberikan.
Banyak orang yang mendiskusikan apakah seorang pemimpin
itu dilatih atau dilahirkan? Secara
pribadi saya tidak terlalu mempermasalahkan hal ini, semua keahlian termasuk
kemampuan kepemimpinan dapat kita pelajari kalau ada kemauan dan bersungguh-sungguh
untuk belajar, “warna” kepemimpinan-nya akan didapat dengan seiring berjalannya
waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar