Senin, 16 Februari 2015

TURJAWALI SATPAM (Bagian I - Pengaturan)


MENYELENGGARAKAN PENGATURAN, PENJAGAAN, PENGAWALAN DAN PATROLI
Oleh : Doddy Hidayat, SE.



Untuk tulisan kali ini, mari kita pelajari lebih mendalam mengenai TURJAWALI. Tugas Anggota Satpam adalah menyelenggarakan keamanan dan ketertiban yang dilaksanakan dengan cara Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli disingkat TURJAWALI. Turjawali merupakan penjawantahan / penerapan dari Pengertian, Tugas Pokok, Fungsi dan Peran Satpam.


Pengertian Pengaturan
Banyak diantara anggota satpam apabila ditanya tentang pengertian “Pengaturan” maka akan dijawab “Pengaturan parkir”, padahal pengaturan area parkir adalah salah satu dari tugas pengaturan.

Yang dimaksud dengan “Pengaturan” dalam Turjawali adalah penegakan peraturan dan tata tertib perusahaan. Mari kita bahas pengertian ini satu persatu.

Yang dimaksud dengan “Menegakan” adalah : Mendirikan, Menjadikan, Mengusahakan, Mempertahankan, Memelihara, Mewujudkan, Memegang teguh, Mengukuhkan.

Peraturan adalah : ketentuan yang mengikat warga kelompok masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan kendalikan tingkah laku yang sesuai dan diterima: setiap warga masyarakat harus menaati aturan yang berlaku; atau ukuran, kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Tata tertib adalah peraturan-peraturan yg harus ditaati atau dilaksanakan atau dalam kata lain Tata Tertib adalah sekumpulan peraturan yang berlaku di suatu tempat tertentu. Tata Tertib di suatu tempat / lembaga akan berbeda dengan yang berlaku di tempat / lembaga yang lainnya.

Penegakan peraturan dan tata tertib perusahaan pada dasarnya adalah penegakan disiplin. Kedisiplinan merupakan suatu sikap mental yang  tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku.

Apa itu yang dimaksud dengan “Disiplin”? Pengertian Disiplin Kerja Menurut pendapat Alex S. Nitisemito (Manajemen Personalia; 1984: 199) adalah, sbb : Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.

Dapat disimpulkan bahwa Disiplin adalah sikap yang tunduk dan patuh terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain.

T. Hani Handoko membagi 3 penegakan disiplin kerja (Manajemen; 1994:208), yaitu:
1.   Displin Preventif yaitu: kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan   agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah.

2.  Disiplin Korektif yaitu: kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplin.

3. Disiplin Progresif yaitu: kegiatan memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan dari disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menegakkan disiplin kerja :

1)   Disiplin Harus Ditegakkan Seketika
Hukuman harus dijatuhkan sesegera mungkin setelah terjadi pelanggaran jangan sampai terlambat, karena jika terlambat akan kurang efektif.

2)   Disiplin Harus Didahului Peringatan Dini
Dengan peringatan dini dimaksudkan bahwa semua karyawan harus benar-benar tahu secara pasti tindakan-tindakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak.

3)   Disiplin Harus Konsisten
Konsisten artinya seluruh karyawan yang melakukan pelanggaran akan diganjar hukuman yang sama. Jangan sampai terjadi pengecualian, mungkin karena alasan masa kerja telah lama, punya keterampilan yang tinggi atau karena mempunyai hubungan dengan atasan itu sendiri.

4)   Disiplin Harus Impersonal
Seorang atasan sebaiknya jangan menegakkan disiplin dengan perasaan marah atau emosi. Jika ada perasaan semacam ini ada baiknya atasan menunggu beberapa menit agar rasa marah dan emosinya reda sebelum mendisiplinkan karyawan tersebut. Pada akhir pembicaraan sebaiknya diberikan suatu pengarahan yang positif guna memperkuat jalinan hubungan antara karyawan dan atasan.

5)   Disiplin Harus Setimpal
Hukuman itu setimpal artinya bahwa hukuman itu layak dan sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukan. Tidak terlalu ringan dan juga tidak terlalu berat. Jika hukuman terlalu ringan, hukuman itu akan dianggap sepele oleh pelaku pelanggaran dan jika terlalu berat mungkin akan menimbulkan kegelisahan dan menurunkan prestasi.
(Alex S. Nitisemito;Manajemen Personalia; 1984: 199)

Kita telah mengetahui apa dan bagaimana itu disiplin, dalam pelaksanaan penegakan disiplin Anggota Satpam seringkali mendapatkan hambatan, salah satunya adalah karyawan tidak mau / tidak menurut kepada aturan yang ditegakan oleh Anggota Satpam.

Apa yang kurang? Untuk bisa menegakan aturan dan tata tertib, seorang anggota satpam harus bisa bersikap tegas. Apa itu tegas? “Tegas” adalah sikap yang tentu dan pasti, tidak ragu-ragu karena tahu bertindak yang benar. Untuk bisa bersikap tegas, kinerja seorang anggota satpam harus didukung oleh :

  1. Penampilan yang baik.
Coba perhatikan seorang preman terminal, bagaimana penampilannya? Wajah sesangar mungkin, bertattoo, mata merah, mulut bau naga, dipinggang terselip senjata tajam, sikap kasar. Untuk apa ia berpenampilan dan bersikap seperti itu? Supaya orang takut karena seorang preman terminal harus ditakuti untuk mempermudah urusan-urusannya.
Sekarang apa yang harus dilakukan oleh seorang anggota satpam agar ia bisa menegakan disiplin/peraturan? Anggota Satpam harus bisa membuat orang/karyawan merasa segan. Untuk membuat orang lain merasa segan, maka hal pertama yang harus diperhatikan oleh seorang Satpam adalah penampilannya. Penampilan yang baik dan benar sesuai dengan aturan akan membuat orang lain merasa yakin dengan diri dan profesi kita, atau dengan kata lain seorang anggota satpam harus tampil meyakinkan.

  1. Sikap tubuh / Gesture yang baik.
Sikap tubuh yang penuh percaya diri akan membuat orang merasa segan dan lebih menghormati kita. Mulailah membiasakan diri menjaga sikap tubuh ketika kita berdiri, berjalan, duduk, menegur, mengarahkan, menghormat, dll.

  1. Cara berbicara yang benar.
Sama dengan Penampilan dan Sikap, maka cara berbicarapun sangat berpengaruh terhadap penilaian orang lain terhadap kita. Aturlah cara berbicara kita, jaga intonasi dan pilihlah penekanan kata yang tepat. Cara berbicara tidak perlu mengada-ada, yang normal saja tetapi terdengar pasti dan dengan nada yang dalam/berat.

  1. Bisa memberikan solusi.
Satpam yang bisa memberikan solusi pada saat menegakan peraturan akan mendapatkan penghargaan dari orang lain. Contohnya adalah pada saat anda melarang seseorang yag sedang merokok di suatu tempat yang dilarang merokok, apa yang akan anda katakan?
·         “Selamat siang, disini tidak boleh merokok, pak!”
·         “Selamat siang, maaf di area ini dilarang merokok, pak!”
·         “Selamat siang, silahkan matikan rokok anda, disini tidak boleh   
 merokok!”
·         “Selamat siang, silahkan merokoknya di smoking area”
Mana yang akan diikuti oleh orang tsb dengan suka rela?

  1. Memberikan teladan yang baik.
Pelaksanaan penegakan peraturan yang paling mudah adalah dengan memberikan teladan bahwa Satpam juga taat dan tunduk kepada peraturan yang berlaku.


(Bersambung ke Bagian II)


Referensi
1.    Peraturan Kepala  Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Sistem Manajemen Pengamanan Organisasi, Perusahaan dan/atau Instansi/Lembaga Pemerintah.
2.    Alex S. Nitisemito (Manajemen Personalia; 1984: 199)
3.    T. Hani Handoko (Manajemen; 1994:208)
4.    http://.en.wikipedia.org/wiki/safety

16 komentar:

  1. terima kasih komandan atas share ilmunya sangat bermanfaat untuk saya

    BalasHapus
  2. Mantab pak Doddy, salam kenal saya dari Jawa Timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah membaca blog saya.
      Salam dari Bandung

      Hapus
  3. Sama sama. Terima kasih sudah membaca blog saya

    BalasHapus
  4. Mungkin banyak yang harus di benahi dalam penegakan peraturan,contohnya peraturan yg ada pada perusahaan di daerah Papua kebanyakan tidak bisa di lakukan dengan maksimal karna tidak di dukung sepenuh nya oleh menagemen yg ada kita anggota satpam sebagai ujung tombak dari perusahaan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menegakan peraturan namun tidak di dukung manegeman yg kuat,karena masyarakat khusus pribumi seakan-akan tidak menghargai bahkan di mata mereka satpam tidak ada harganya,contohnya kita lakukan akses Sajam di depan post utama untuk sterilkan areal perkantoran dari Sajam itu di lakukan selama kurang lebih memakan waktu setahun baru mereka bisa paham memang kita butuh kesabaran tinggi untuk hadapi mereka ,,mungkin kita butuhkan referensi yg lebih baik lagi dalam pengamanan di areal perusahaan khusus daerah Papua karena masyarakat Papua terutama di pedalaman hanya memikirkan aturan adat mereka yg lebih di takuti..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas berbagi pengalaman penjagaan di Papua, pak.
      Salam hormat.

      Hapus
  5. Terimakasih,cukup membantu saya dalam melaksanakan tugas sebagai seorang satpam.

    BalasHapus
  6. Luar biasa pak...
    Apa yang bapak paparkan sangat membantu dalam memahami materi Turjawali,, bahasanya sederhana dan mudah dicerna

    BalasHapus
  7. Terima kasih sudah membaca blog saya

    BalasHapus
  8. mantap!!!!
    sangat bermanfaat...
    trimakasih

    BalasHapus